Seorang musisi ketika jatuh cinta, akan membuat lagu dari wanita yang
dicintainya, sembari terus menghayalkan wanitanya. Karena ia ingin wanita itu
selalu ada dalam setiap senandung musiknya. Sebab wanita itu adalah alunan
termerdunya.
Seorang photografer ketika jatuh cinta, akan terus memotret wanita yang
dicintainya, sekalipun ia hanya dapat melihat dari balik pohon. Karena ia ingin
terus melihat wanitanya dibalik pengabadian kamera digitalnya. Sebab wanita itu
adalah satu-satunya potret terbaiknya.
Bahkan ketika kau bukanlah siapa-siapa. Jatuh cinta akan memenuhi
pikiranmu kepada hanya semua tentangnya. Tentang apa yang pertama kali kau
lihat darinya. Tentang mengapa kamu tertarik hanya dengan padanya.
Semua pikiran itu akan menjadikanmu orang bodoh yang berfikir “bagaimana
bisa aku merinduinya secepat ini? Seseorang yang bahkan baru hari ini aku
melihatnya?” Hingga kau akan berlari untuk mencarinya. Hanya sekedar untuk
melihatnya. Hanya sekedar untuk menyembuhkan rindu kepada orang asing tanpa
nama, tapi dengan seenaknya kau menetapkan cinta kepadanya. Haha. Tingkah yang
bodoh.
Aku bukan seorang pelukis. Tapi ia adalah orang pertama yang membuatku
berani menggambarkan manusia diatas kertas. Padahal biasanya, aku hanya
menggambar tokoh-tokoh kartun favoriteku saja. Gambar wajah manusia pertamaku
itu, kuberi judul “girl with little smile”.
Gambar waktu Sekolah, (Penggambar Perusak Objek)
Aku juga bukan seorang musisi. Bahkan aku baru selesai diajarkan memetik
senar oleh temanku kemaren. Lagu yang bisa kuiringipun baru tiga. Tapi aku
dengan songongnya mencoba menciptakan lagu sambil menghayalkannya. Akan kuakui
judul memalukan dari ciptaan lagu pertamaku, yaitu “Pacar Khayalan”. Iya, iya,
tak usah menertawainya.
Aku bahkan bukan seorang photografer. Tapi kenapa setiap aku melihatnya,
rasa-rasanya selalu ingin mengambil gambar dari setiap momen yang ia lakukan.
Aku bahkan mengoleksi fotonya yang kuambil dari Facebook, dan Twitternya.
Wanita itu ada ada saja. Membuatku seperti penguntit di dunia nyata,
maupun di dunia maya.
Lalu? Apa benar aku sedang jatuh cinta?
Sehebat itukah jatuh cinta, sampai-sampai belum memilikinya saja ia
telah membuatku melakukan banyak hal pertama dalam hidup?
Haha. Mungkin harus kuakui, jatuh cinta padanya, adalah jatuh cinta yang
memberikan banyak hal positife dalam hari-hariku.
Aku takkan pernah memberitahunya, betapa hebatnya jatuh cintaku padanya.
Dan juga betapa hebatnya patah hatiku padanya.
Haha kau bingung kenapa ada pula patah hati terhebatnya?
Jadi setelah aku jatuh cinta padanya. Ternyata dia juga diam-diam
menyukaiku. Akhirnya kami memutuskan untuk bersama. Melewati dua kali tahun
baru. Tahun baru pertama, kami melewatinya di lovely desember. Sebuah acara
kembang api termeriah di sulawesi selatan. Tahun baru kedua, kami merayakannya
hanya lewat telepon saja. Sebab aku harus melanjutkan studi ditanah Jawa ini.
Suatu hari, aku pernah berjanji pada ibunya untuk tidak meninggalkan
gadis kesayangannya ini. Tapi saat itu, ibunya malah pergi menyusul ayahnya yang
dua tahun lalu juga pergi meninggalkan. Wanitaku ini akhirnya menjadi yatim
piatu diumur 16 tahun. Aku menghabiskan waktu seharian meratapi kemalangan yang
ditimpa gadis yang selalu ceria ini. Rasanya, janji yang dengan mudah kuucapkan
waktu itu, kini jadi semakin nyata. Aku ketakutan memikirkan semuanya.
Pikirku. Dengan alasan apapun, aku tak mungkin meninggalkannya.
Hampir setahun setelah ibunya pergi. Lalu tiba-tiba semuanya berhenti tanpa kejelasan alasan. Hubunganku berakhir, tanpa penyebab yang jelas. Semua jalur komunikasi diputus olehnya. Ada apa dengan dia? Apa yang kulakukan? Lalu bagaimana bisa aku memperjelas semuanya? Sedang kami berada di pulau yang berbeda. Padahal aku sudah pernah bilang, “kalaupun kau telah jatuh cinta lagi dengan lelaki lain, maka pergilah dengannya. Tapi tolong, biarkan aku menjalani janjiku untuk tetap menjagamu. Terserah kau hanya menganggapku teman, kakak, atau bahkan babu. Yang jelas, aku tetap ada disekitarmu untuk menjagamu”.
Tapi kenapa ia malah menghilang dari duniaku?
Dengan ketidak jelasan itu. Ia mengurungku dalam penjara kekhawatiran.
Memerangkapku dalam tembok perjanjian yang telah kuteguhkan. Dan sampai
sekarang ia telah membuatku terbiasa dengan patah hati, yang kuusahakan dengan tanpa penyesalan. Karena
sampai sekarang, aku masih memegangnya dalam kebahagiaan doa-doaku.
Aku selalu berfikir tentang apa yang terjadi padanya. Tapi hingga kini,
tak kutemukan satupun alasan masuk akal mengapa justru ia yang pergi
meninggalkan. Gadis kecil yang bahkan pernah meminum racun serangga, hanya
karena aku sempat begitu marah padanya sampai tak mengangkat puluhan telepon
dan sms darinya.
Ini adalah tahun kedua sejak pertama kali ia menghilang dari
pencarianku. Awalnya aku ingin menyebarkan fotonya disemua penjuru jalan dengan
memberi keterangan dibawahnya “Dicari cewek setengah jin. Telah menghilang
tiba-tiba tanpa kejelasan”.
Tapi setelah aku memantau ia dari beberapa temannya. Ternyata ia baik-baik saja di kampung halaman sana.
Tapi setelah aku memantau ia dari beberapa temannya. Ternyata ia baik-baik saja di kampung halaman sana.
Tahun lalu saat aku kembali. Aku malah takut untuk menemuinya. Aku terlalu takut mengganggu ketenangan hidupnya yang sekarang. Jadi keinginanku untuk memperjelas semuanya, lagi-lagi kuurungkan. Pikirku, selama ia baik-baik saja, aku harus menahan diri untuk tidak menemuinya.
Jangan-jangan aku adalah sumber kesedihannya. Jangan-jangan aku adalah
orang yang hanya mengingatkannya pada kehilangan kedua orang tuanya.
Jangan-jangan dengan tanpa ada aku dihidupnya, hidupnya akan jadi semakin baik.
Kupikir, yasudahlah. Selama ia baik-baik saja, harusnya tak masalah. Kalau
aku bisa membisikkan hati yang sejak dulu selalu penasaran mengapa wanitanya
pergi, aku akan berkata “Bersabarlah!! Kalau kita tidak bisa melihatnya dari
dalam dunianya. Kita masih bisa kok melihatnya dari jendela dunianya. Perihal
pertanyaan-pertanyaan yang sejak dulu kau tampung?? Lupakanlah pelan-pelan!!!
Tapi apa yang harus kulakukan dengan janji-janjiku padanya?
Aku belum menepati janjiku menemaninya berziarah dimakam ayahnya.
Aku belum menepati janjiku untuk mencicipi masakan favoritenya yang biasa
dibuat ibunya.
Aku bahkan masih ada dalam sebuah janji untuk tidak meninggalkannya.
Belakangan ini baru kutemui sebuah teori. Bahwa ketika kau berjanji dengan seseorang, maka jalanilah. Ketika ia tak membutuhkan janji yang telah kau buat? maka lepaslah janjimu. Sama halnya dengan perjanjian. Kalau salah satunya sudah melepaskan, maka perjanjian menjadi kadaluarsa.
Haha, itu hanya teori. Sekedar retorika dari logika untuk
menenangkan sang hati yang katanya terluka.
Tapi cobalah pahami hati. Maka ia akan berteriak, sambil
memarahimu, dan berkata: Ketika kau mulai berurusan dengan cinta. Maka tak ada
perjanjian didalamnya. Dan yang menjadi hal terpenting dari semua itu adalah,
tak peduli kau memilikinya atau tidak, kau dibutuhkan atau tidak, tapi yang
jelas kamu selalu ada, ada, dan ada untuknya.
Lagi-lagi, ia adalah orang pertama yang membuatku menulis. Aku takut ia adalah hal indah terakhir yang tuhan datangkan untukku. Makanya kuabadikan kenangannya dalam setiap tulisan-tulisanku.
Dimasa depan. Ketika aku tau, tuhan tak lagi menganugerahkanku sebuah
keindahan. Setidaknya aku punya dia, dalam cerita indah disetiap
tulisan-tulisanku. Atau mungkin itu hanya alasanku saja untuk tetap bisa selalu
berbicara tentang semuanya.
Sampai sekarang. Aku tak pernah kok menyalahkannya. Kalau dalam kutipan film Love Rain, katanya “Dalam cinta tak boleh ada kata maaf, karena cinta bukanlah sebuah penyesalan”. Haha. Film itu cuman skenario. Jangan percaya.
Tapi kalau dari pandanganku, ia adalah gadis malang yang memang
seharusnya dikasihi, dan disayangi. Semoga ia selalu kuat dengan
kemandiriannya. Semoga ia selalu bersama dengan orang-orang yang menyayanginya.
Dan semoga ia selalu berada dalam setiap kebahagiaannya.
Aku akan memeluknya dalam setiap doa-doa. Karena memang ini inti dari mencintai. Seberapa mampu kamu mensyukuri kebahagiaan yang dianugerahkan, seberapa ikhlas kamu merelakan adanya kepergian, dan seberapa bersedia kamu akan kesedihan yang akan didatangkan.
Sebab dicintai, ataupun mencintai adalah proses menjalani ujian.
Selesaikanlah ujiannya dengan baik. Maka sang pemberi cinta juga akan memberi
untukmu cinta terbaik.
Salam hangatku,
untuk orang yang membuatmu paham inti dari mencintai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar