Jumat, 03 April 2015

Pujangga Kata, Penjaga Cinta



Hari ini kamu terlihat beda,

Aku bisa menilai dari hatiku yang selalu ada,

Meski selalu ada tapi perihnya tak kunjung reda,

Meratapi semua kenangan indah yang membuatnya terus-terusan gunda,

Ketika ia memberimu cinta yang tulus dari dalam dada,

Engkau malah pergi meninggalkan noda,

Meninggalkan janji suci yang kini telah tiada.

Hari ini aku membuat agenda,

Mulai menguatkan jasmani dengan seharian bersepeda,

Agar aku kuat untuk terus merindukanmu tanpa pernah ada kata tunda,

Apakah kau tau cintaku terus berputar bagaikan sebuah roda?

Tersusun rapi bagaikan sebuah rantai yang berganda-ganda?

Mungkin bibir manismu hanya akan berkata ini semua adalah opini cinta,

Tapi tak bisa kau sangkal hati pahitku yang terus merasa, ini cinta, dan fakta.

Aku tau kau pandai fisika yang selalu mengerti apa itu alfa, teta, delta,

Yang hanya memercayai bukti ilmiah untuk menguras cinta dari noda kista,

Tapi asal kau tau bukti ilmiah tak ada dalam cinta,

Melainkan hanya bukti rasa yang membuatnya berharga bagaikan permata.

Semuanya memang tak kasat mata,

Tak pernah jelas meski mulut menjelaskannya dengan meronta-ronta,

Tak pernah cukup meski kugunakan semua perbendaharaan kata-kata,

Tapi bolehkah aku mengungkapkannya lewat merdunya soneta?

Ah, pasti kau hanya berfikir aku memainkan piano dusta,

Dan aku pun lupa bahwa aku tak pandai memainkan piano ternyata.

Lalu untuk kau percaya apa aku harus menjadi asmara budak jelata?

Atau bepergian dengan menjadi pemandu hati wisata?

Atau berjubah harta bertubuh gagah seperti mahabarata?

Dengan begitu kau bersedia menjadi apsara dari seorang dewata?

Ah, aku tau kau adalah wanita yang mengerti cinta bukan masalah tahta,

Melainkan masalah hati dan tulusnya asmara yang tidak memandang strata.

Aku mungkin pengecut cinta yang hanya bisa sembunyi dari tata kata,

Tak bisa dermawan seperti wejangan para pendeta,

Tak bisa bijaksana seperti uztad yang mengajarkan alif ba ta,

Hanya sang pemimpi banyak bicara yang menulis kisah lalu tentang kita.

Tapi aku percaya cinta tak pernah berdusta,

Jadi jangan khawatir akan ada kista, stomata, vulgata, atau senjata

Yang akan merusak sama rasa, dan sama rata dari tulus dan sejatinya itu cinta.


Salam hangatku untuk

Seorang yang selalu kau banggakan dihadapan cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar