Minggu, 15 Februari 2015

Pura-pura Jadi Dokter Cinta Untuk Pasien Galau Asmara


Ada tiga hal cobaan terberat dalam hidup ini : 1. Uang 2. Jabatang 3. Perempuang cabe-cabeang. Tapi bukan itu permasalahan yang akan kita bahas. Tapi permasalahan cinta, mulai dari cewek remaja, hingga wanita dewasa yang saya ambil dari curhatan-curhatan mereka.

Kenapa saya bisa menerima curhatan-curhatan dari mereka?. Ada tiga  sebab.

1. Waktu SMA, saya menggantikan jabatan kakak senior yang menjabat sebagai Konselor Sebaya dikarenakan masa jabatannya sudah habis. Dimana tugas dari konselor sebaya adalah membantu menyelesaikan permasalahan remaja yang bisa saja bersifat pribadi, sehingga butuh konseling dan pembicaraan empat mata. Mulailah saya banyak menerima curhatan-curhatan dari remaja. Ternyata kebiasaan itu terbawa sampe sekarang, makanya ada juga curhatan dari kakak senior yang sudah termasuk wanita dewasa. Dan ternyata 95% dari permasalahan mereka adalah masalah cinta.

2. Kenapa hanya cewek? Yakalli cowok curhat sob. Cowok mah kuat, jadi tidak perlu curhat. Haha bukan bukan. Alasannya karena cewek memiliki tingkat depresi atau stress stages yang lebih cepat di capai ketimbang cowok. Itulah mengapa biasanya cewek butuh teman curhat untuk mencairkan masalah, yaitu dengan berbagi permasalahan atau sekedar bercerita untuk melepas resah.

3. Alasan terahir yaitu biar gampang mempengaruhi cewek untuk memutuskan saja cowoknya kemudian cewek itu kita dekatin. Haha bukan.. tapi jujur saya suka melihat masalah-masalah dari wanita. Kadang sedih bagi mereka, tapi lucu buat saya. Makanya asik juga.

Nah, karena sebab itulah ahirnya saya berpura-pura menjadi dokter cinta untuk menjawab keluhan keluhan pasien asmara ini. Pasien yang sudah berada di tahap kalau liat pisau kadang kadang pisaunya dibayakngkan tertancap di perut. Ok berikut beberapa permasalahannya:

1. Cewek yang Susah Move on Karena Mantan Masih Bersemayang Di Lingkungan yang Sama.
Ceritanya, dia mau move on. Tapi cowok ini masih terus ada di sekitarnya. 
“Bagaimana mau move on kalau dianya tiap hari saya lihat?. Saya sudah coba buat benci dia, bahkan semua fotonya sudah saya bakar, foto di laptop semuanya saya hapus. Tapi belum bisa ngelupain dia juga” kata si pasien susah move on ini.

Yang selalu saya lihat, setiap orang yang mau move on bawaannya membenci dulu baru bisa berpindah hati. Seakan akan move on identik dengan meninggalkan kebencian. Padahal saya selalu berharap sebuah kepergian hanya butuh melepaskan dan merelakan bukan kepergian yang meninggalkan kebencian dan cacian.

Tapi setelah saya ingat-ingat lagi, saya juga pernah meninggalkan (putusin) seorang cewek. Memang sih, pada awalnya sang cewek akan marah-marah, emosi tinggi, mata menyala, bibir pecah-pecah, susah BAB, ginjal dan paru-paru tertukar. 
Tapi setelah beberapa minggu kita malah lebih akrab lagi sebagai teman. Bahkan pada saat kita berstatus pacaran, kita merasa canggung untuk bersama di depan teman-teman, tapi setelah putus dan jadi sahabatan kita malah lebih terbuka buat ketawa-ketawa bareng.
Bahkan hubungan kita yang sudah lalu menjadi sebuah bahan tertawaan saat saya mengingatkan dia tentang masa-masa pacaran dulu.

Dari situ saya percaya, bahwa sangat ada kemungkinan mengambil langkah untuk tidak membenci seseorang yang lama ketika kita ingin memulai bercerita cinta dengan yang baru. Bukankah move on dengan cara membenci berarti kita tidak menghargai orang yang pernah selalu berusaha bikin kita tersenyum, ketawa, dan bahagia?. Munafik bukan?

Jadi, menurut saya move on itu bukan dari seberapa bisa kamu untuk melupakannya. Tapi seberapa mampu kamu untuk merelakan dan mengikhlaskannya.
Ibarat sebuah buku, cinta dan benci itu ada di lembaran yang sama, jadi ketika kau masih membencinya kau masih akan terus mengulang cerita di lembaran itu itu saja, tanpa pernah bisa melihat cinta baru di lembaran selanjutnya.
 
2. Cewek yang Kurang Dapat Perhatian Lantaran Sang Pacar Sok Sibuk.

Sebenarnya masalah ini dialami oleh beberapa pasien lainnya juga. Tapi saya ambil permasalahan yang masih sempat saya ingat.

Jadi ceritanya ada seorang cewek yang jarang sekali dapat perhatian dari cowoknya, smsnya suka tidak dibalas, telpon suka tidak di angkat, BBM pun yang bales neneknya. Alasan sang cowok karena sibuk di organisasi, sekalipun ada waktu luangnya malah dipake buat main sama teman-temannya, main futsal lah, main nangkap nangkap kecebong lah, pokoknya ada saja alasannya.

Tapi masalahnya adalah tiap kali cewek ini berfikir kalau sang cowok sudah tidak sayang lagi. Cowok ini bakal selalu bilang 
“aku sayang kamu, kalau kamu juga sayang aku kamu ngertiin aku yah”, 
“kalau aku jarang hubungin kamu bukan berarti aku tidak sayang, aku pasti tetap selalu sayang kamu”, 
“aku sayang kamu kok”, 
“aku sayang nenek kamu kok”. 
Pokoknya kerjanya cuman bilang sayang mulu tapi tidak pernah kasih perhatian. Jadi ceweknya merasa kayak dia punya pacar tapi tidak ada.

Kalau menurut saya, ceweknya ini terlalu menurut dan gampang meleleh sama kata-kata sayang bulshit yang tidak di buktikan itu. 
Tau tidak kenapa pak harto presiden ke-2 kita bisa memerintah sampe 32 tahun lamanya? Kenapa? Karena orang-orang pada waktu itu nurut nurut saja, dan ahirnya malah terlalu patuh. Sampe tidak ada yang berani memprotes keganjalan-keganjalan yang jelas-jelas terlihat.
Kalau kita tidak berani mengeluarkan keresahan kita terhadap keganjalan yang kita lihat, kita tidak akan bisa berharap ada perubahan. Sampe pada ahirnya muncullah kelompok-kelompok yang memprotes keganjalan tersebut. Nah, baru kan ada perubahan.

Sesuatu yang tidak baik-baik, selama tidak ada yang memprotes kalau sesuatu itu salah, sesuatu itu akan tetap baik-baik saja.
Nah kalau kamu tidak dengan tegas mengeluarkan keresahan kamu terhadap perilakunya, maka dia akan terus-terusan bersikap seperti itu sama kamu. Bilang dong kalau sayang itu bukan cuman didengar tapi dibuktikan. 
Kata sayangnya itu cuman ibarat lagu yang dinyanyikan dengan tidak memakai perasaan. Jadi yang mendengarkan juga tidak bisa merasakan, yasudah hanya didengar saja. Bagaimana mau dirasakan yang nyanyi juga tidak pake perasaan.
Nah, kalau dia tidak mau mendengar keluhanmu, yasudah omongan sayangnya itu betul-betul tai annying, tinggalkan!.
Pacar itu buat bikin semangat kuliah, kalau malah mengganggu konsentrasi kuliah, buat apa??
3. Cewek yang Berusaha Move on dengan Menyukai Seseorang Tapi Masih di Ganggu Mantan

Ini sebenarnya agak lucu. Jadi awalnya cewek ini, paling susaaaah move on dari mantannya. Banyak cara yang dia sudah lakukan. Mulai dari pindah nomor dari nomor im3 ke telkomsel, pindah daerah dari kabupaten ke kota, sampe pindah zaman dari zaman modern ke zaman pitechantropus. Sampai akhirnya nasihat terakhir yang bisa saya kasi pada waktu itu yaitu “obat terbaik dari patah hati, yaitu jatuh cinta lagi”.
Dan ahirnya dia berhasil jatuh cinta lagi, mungkin lebih tepatnya sedang suka lagi sama seorang cowok, yaitu kakak seniornya. Dia sudah mencapai di tahap kontak-kontakan, dan bisa dibilang cowok yang disukainya itu sudah menjadi gebetan.

Kampret momen pun muncul, saat mantan tau lagi nomor barunya sang cewek. Parahnya ini mantan setengah setan dia terus-terusan lagi ngajak balikan. Nah disini sang cewek ini, jadi bimbang. Disatu sisi dia masih memiliki rasa sayang, disisi lainnya cowok ini sudah kelewatan. Bagaimana tidak, mantannya ini sudah pernah selingkuh sampe tiga kali saat dia masih pacaran. Tiap ketahuan selingkuh, putus, nyambung lagi, ketahuan selingkuh lagi, putus lagi. Begitu terus, sampe cowok ini terlihat seperti campuran tukul, kecoa terbang, dan genderuwo. Mulutnya kalo ngomong kemana mana, tujuan hidupnya tidak bisa ketebak kayak kecoa terbang, suka menghantui di saat sudah mau di lupakan lagi.

Tapi walaupun begitu, sang cewek masih punya rasa sayang yang tinggi sama mantannya itu. Tapi ketika saya tanya, “waktu kamu sama dia, kamu lebih banyak senangnya atau sedihnya?” dia bilang lebih banyak sedihnya. Ya sudah saya sarankan untuk tinggalkan!.

Memang ada beberapa orang yang diciptakan sangat pandai menulis cerita indah di hidup kita, sehingga ketika dia pergi, cerita itu seperti melekat permanent, yang tentu susah untuk dihapus. Ibarat tulisan spidol permanent di sebuah white board, dari pada kamu mengambil minyak untuk susah payah menghapusnya, ujung-ujungnya hanya meninggalkan bekas. Lebih baik kamu lapisi tulisan permanen itu dengan spidol yang baru. Kemudian kamu hapus, lalu biarkan spidol baru menulis cerita yang baru.

Kalau kata cak lontong “dari pada kamu hanya mengeluhkan kegelapan, lebih baik kamu ambil lilin, lalu nyalakan”.
Sama seperti silau matahari pagi saat kita bangun. Hadapi cahayanya! Lihatlah dengan jelas! Disana sang pagi menawarkan cerita baru!.
4. Wanita yang Hawatir Memberi Harapan Palsu, Lantaran Sang Cowok Tidak Berani Menemui Calon Mertua.
Kalau dulu waktu saya kecil, tiap kali saya mau mendengarkan percakapan kakak kakak saya,  pasti selalu di usir dengan bahasa yang sama
“ini urusan orang dewasa, anak kecil jangan ikut campur”.
Sekarang saya sudah dewasa pas mau mendengarkan percakapan mereka, lagi lagi saya di usir,
“ini urusan orang yang sudah nikah, anak yang masih minta jajan sama orang tua jangan ikut campur” yaelaah sama saja.
Tapi dengan umur yang sudah mencapai tahap susah urus bulu ketek ini.
Saya jadi bisa punya teman teman orang dewasa beserta dengan masalah-masalah percintaan mereka, eh bukan masalah percintaan ding, tapi masalah cinta mereka. ok siip.

Jadi ceritanya, dia kenalan sama cowok yang kelihatannya sang cowok suka sama cewek ini. Tapi masalahnya cewek ini bukan sembarangan cewek, yah maksudnya bukan sembarangan cewek bukan kayak dewi quan in-nya kera sakti juga, bukan. Tapi cewek ini tidak mau menjalin hubungan pacaran, melainkan langsung nikah saja. Bahasa kasarnya kayak begitulah.

“sebenarnya sih aku gak masalah dengan nikah muda. Menikah itu lebih menjaga diri dari kehormatan aku sebagai wanita. Kalau besok besok ada yang lamar aku dan cocok kenapa tidak?” kata wanita solehah ini.

Mendengar itu seketika saya langsung menelpon ayah saya untuk menyiapkan uang lamaran secepat mungkin. Haha bukan bukan.

Jadi prinsip wanita ini seperti itu. Dan cowok yang mendekatinya itu katanya juga sudah diberi tau tentang statement, dan  keinginan cewek ini..
Berhubung saya melihat cewek ini masih kuliah, yah setahun lebih senior ketimbang saya. Jadi dipikiran saya tentu dia masih sangat muda dong untuk memikirkan hal seperti itu. Jadi respon saya adalah

“udah yakin nyeleksi masa depan dengan umur sedini ini? semakin jauh usia akad, maka semakin besar pula kemungkinan untuk dia hanya sementara saja loh. Bukannya rejeki hari ini diberi hari ini, rejeki esok diberi hari esok?”

Dan ternyata sepertinya jawaban yang saya kasih, salah.-_-
Dia balasnya seperti ini

“aku memang mencari dari sekarang, itu menunjukkan aku serius ingin yang terbaik buat anak-anak ku kelak. Dan keyakinan gak semudah itu didapatkan tapi dengan proses yang panjang. Tapi aku akan tetap merahasiakan pilihanku sampai aku siap untuk menikah”.

Wah pembahasannya serius gila. Masalahnya saya belum pernah memikirkan masalah orang yang sudah sampe diumur pernikahan sob. Saya mau bilang “yaudah sono, curhat sama ustad aja” tapi kan tidak mungkin. Justru ini ilmu langkah yang bisa jadi bekal saya, kalau saya juga besok besok sudah pengen buat anak, yah maksudnya kalau saya sudah berfikiran untuk menikah.

Tapi kembali kepermasalahan sang cewek. Jadi dia merasa bersalah sama cowok itu, kenapa? Karena dia merasa sudah memberi perhatian lebih ketimbang teman cowok lainnya. Jadinya sang cowok juga terlihat berlebihan merespon perhatian itu. Tapi cowok ini, belum berani juga untuk datang menemui langsung ayah dari sang cewek, padahal itu adalah harapan dari sang cewek agar bisa menanamkan kepercayaan kepada sang cowok. 
Itulah mengapa cewek ini seperti menyesal telah memberi harapan kepada cowok yang kita sebut saja, belum siap menghadapi tatapan mata calon bapak mertua.

Jadi buat kamu cowok-cowok dewasa, siapkanlah mental yang kuat untuk bertatapan mata dengan bapak sang kekasih, jangan cuma jago main mata genit di depan anaknya. Karena dibalik kecantikan calon istri mu nanti, ada tes interview dari calon bapak mertuamu yang akan membuat otak seakan akan lupa di bawa, yang akan lebih menentukan masa depanmu daripada tes interview kerjamu. Nah lo

Dan sebagai penyelesaian ahirnya sang cewek memilih untuk mempertanyakan sesuatu ke saya, yang kemungkinan bisa saja pertanyaan itu menentukan langkah apa yang akan dia ambil sebagai penyelesaian masalahnya. Pertanyaan itu adalah.
      
Ok, dari sekian banyak masalah-masalah yang kita hadapi, saya menyadari satu hal. Bahwa berapa umur yang kita punya, menentukan apa problem yang kita hadapi. Kalau anak kecil galau dan kacau karena meletus balon hijau, orang dewasa galau dan kacau karena dapat lampu merah dari orang tua kekasih. Kalau anak kecil galau karena dilarang buat main-main, orang dewasa justru galau kalau sedang dimain-mainin.



Salam hangatku, 
untuk orang yang menggalaukanmu. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar