Senin, 13 Januari 2014

School Story: Girl Of Class

GIRL OF CLASS(HEHEART)

Oleh Baso Sumange Alam pada 13 Januari 2014 pukul 19:42


aku berlari menuju toilet dengan rasa yang sangat bahagia dan bangga,ya ,karna ini adalah praktek penjas pertamaku,sejak aq dipindahkan dikelas bergengsi(X UNGGULAN) yang didalamnya adalah siswa siswi pilihan yang memiliki rating nilai diatas rata rata, yah stidaknya seperti itulah gambaran kelas baruku yang aku ceritakan ke ibu dan ayahku.
Sesampainya ditoilet aku mencoba menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan lahan sambil terus tersenyum kecil seperti orang yang lg kasmaran saja, kubasuh tanganku dengan sepercik air sekedar merefresh gaya rambutku untuk menambah kepedeanku sebagai salah satu cowok yang baru pindah, tentu gadis2 dikelas baruku akan melirikku sebagai orang baru, jadi aku harus terlihat stylish dihari pertama praktek ini,pikirku. Praktek penjas pun dimulai,tapi karna masih pertemuan kami hanya dijelaskan materi2 yang akan dipraktekkan selama disemester II, tapi tetap saja namanya penjas tetap menguras tenaga



setelah prakteknya selesai, aku melihat wanita itu berjalan menuju kelas sendirian,"ini saatnya "dalam hatiku berkata sambil terengah engah kecapean,aku mengumpulkan keberanianku sejak 2 hari yang lalu,tepatnya sejak prtama aku pindah kelas dan melihatnya, dan sungguh wanita itu telah merebut tidur malamku,dan membuat pikiran ku penuh dengan rasa penasaran, sejak aku pertama melihat nya. Aku pergi menghampirinya dan memanggil nama.y,ya aku tau nama.y saat guru mengabsen kami satu persatu dalam kelas, dan saat dia berbalik,"ya" ia merespon panggilanku, sngguh persiapanku selama 2 hari itu serasa hilang dari pikiranku, (sial, tatapan.y membuatku lupa akan kata pertama apa yang harus kuucapkan yang sudah aku persiapkan selama 2 hari ini). Aku mencoba tetap tenang,dan aq menolekkan sebentar kepalaku untk mencoba konsentrasi dan tidak terhipnotis oleh tatapannya, dan aku tau aku tak melihat matanya lalu berkata, "mmmhhh akuu mauuu mintaa nomor handphone kamu",kataku, tapi setelah itu keadaan hening, batinku menegurku ("bego bego,itu bukan kata pertama yang harus kau ucapin ,itu kata terahir disaat pembicaraanmu sudah berahir dan dia pamit untuk melanjutkan langkah.y menuju kelas, dan km memanggilnya lagi,trus baru deh km bilang itu,goblok) keheningan pun berahir saat dia berkata....... To be continued ,"085", aku menatapnya denganmata lebar seperti orang yang shock sj, "mau diambil gak?,kok bengong sih??" tegurnya, "ohw iya,tadi brapa, 082"jawabku ,"085" ia membetulkannya. ...Malam itu, wanita itu benar2 merusak jaringan sistem saraf otak bagian mananya aku,gaktau lah , yang jelas, aku yang biasanya malas belajar dimalam hari menjadi semakin malas saja,yang kulakukan hanya memikirkan kejadian diskolah tadi (" kok bisa yah, kebegoan membawa berkah, bukannya waktu itu aku salah ngomong")kicauku dalam hati, lalu akutersentak kala mengingat ,"ohwiya,bukan.y aku sudah punya no.Wanita itu,tnggu apa lg" kataku pada diriku sendiri, yang sampai ibuku menengok masuk kekamarku lalu memandangku keheranan kemudian berjalankearahku lalu memegang kepalaku untuk memastikan apakah aku demam atau bagaimana, "apaan sih bu,aku baik2 aja kok, tadi aku belajar main drama" kataku menenangkan kehawatiran ibuku. Lalu aku bergegas keluar kamar lalu mencari ayahku ,Aku melihatnya dari kejauhan memegang kantung plastik yangberisikan butiran makanan,"kur ,kur,kur,kur" katanya, sambilmenebarkan butiran makananitu kebawah ,aku meneriakinya ,"pa, bukannya itu ikan"..lalu ia menjawab, "ohw iya bapa lupa", kemudian aku mencoba meluruskan pikiranku,mungkin ini efek dari terganggunya sistem saraf otak bagian yang aku bilang tadi,.. "pa,hp nya aku pinjam yah" kataku brteriak sambil mengambil hpnya yang ditinggal dimeja.. Tanpa menunggu jawaban darinya aku kembali lagi kekamar ,dan aku memengang hp ayahku ditangan kananku dan hp ku sendiri ditangan kiriku, tdk btuh waktu lama aku mengembalikan hp ayahku, dan kemudian aku siap untuk menelpon wanita yang membuat beberapa jaringan sistem sarafku rusakitu..."turrrtth hhhh, turthh" aku menunggunya mengangkat telponku kemudian bunyi turt itu berhenti..hatik u langsung degdegan hebat bahkan sebelum iya mengatakan "halo" Dengan suara yang memang sudah kuhapalkan dia menjawab telponku. “halo siapa ni?” katanya, “mmhhh ini aku” aq menjawab dengan terbatah batah.. “iya aku siapa?”, dia mempertegassnya .“aku yang tadi diskolahan yang minta no. km” , “siapa yah”, dia terdengar sedang berfikir, belum sempat ia melanjutkannya aku menekannya “memangnya yang minta no. km diskolahan tadi ada brapa sih??”,
“yahhh cuman seorang sih”,
“hla trus?”
“yah tapi kan belum tentu dia itu kamu kan”
“ya sudah tentu akulah begooo..”
Yah begonya aku bilang dalam hati sih takut nnt dia tersinggung,
“ohw gitu” jawabnya,
“iya ya” aku lega ahirnya dia tau aku juga, tanpa aku nyebutin nama ku(males sebut nama, kedengarannya gak enak).
“jadi ini siapa??” singkatnya,
“siapa??” aku mengulanginya dengan nada tebal dengan hidung yang merekahsambil terlihat bayangan merah bertanduk disamping kiriku (“nih cewek bego apa dongo sih”) ahirnya aku nyerah sebaiknya langsung saja aku sebut namaku saja,
“aku……”
“Tut tut tut tut…..” belum sempat aku menyebutkan namaku, telponnya sudah ditutup,
(perasaan yang tadinya semangat untuk berbicara dengannya jadi berkurang)
Tapi aku mencoba tenang dan menelponnya kembali,
Dan ternyata kali ini bukan dia yang berbicara,
(“ kok malah suara wanita lain sih”)
“tunggu, sepertinya aku mengenal suara wanita ini”,
“sisa pulsa dalam kartu prabayar anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini”
Benar dia wanita telkomsel, terpikir oleh ku untuk menjawabnya dan memohon untuk berhutang 5 menit nelpon saja kepada wanita telkomsel itu, tapi berdasarkan informasi sampai saat ini belum ada yang dapat membujuk wanita itu untuk memberikan pinjaman nelpon. Dia memang wanita luar biasa,
Aku mengecek kembali nomor wanita yang baru aku kenal dikelas baru ku itu, ternyata aku beda operator dengannya,  (“aku belum sempat menyebut nama ku, pulsanya sudah habis, mana pulsanya aku ambil dari hape bapak bapak yang lagi ngasih makan ikan lg, kalau ia tau aku nyisahinnya tinggal 5 ribu, bisa bisa dia nyuruh aku tidur diteras malam ini/ya nggak segitunya juga sih”)
Lamunan ku terhenti kala aku mendengar suara keras yang memanggil namaku dengan nada yang cukup panjang,
Suara itu sangat aku kenali,tapi kali ini suara itu lebih mirip dengan teriakan Takea Genji (actor utama di film crow zero) yang dikala ia berlari sebelumya ia teriak dulu sampai urat urat lehernya jadi keluar. Sumber suara itu sekarang sudah ada dipintu kamarku, ia bahkan terlihat lebih seram dari harimau darat, aku bertanya Tanya siapa orang itu, “siapa kamu, siapa kamu”, to be continued

HARI YANG MENENTUKAN


07.00 aku terbangun dari tdur lelap ku, yang pertama aku cari adalah hpku (90% remaja labil, pertama kali ia cari setelah bangun tidur adalah hpnya) aku liat jamnya “apa? hari ini kan upacara”. Dan ahirnya seperti biasa, yang terlambat masuk sekolah dihukum guru ganaas,kasihan yah yang terlambat (termasuk aku).
Jam pertama kelas pun dimulai ,oh ya, ini sudah minggu ke-3 aku kenal dengan gadis itu, dan semenjak itu, aku sering smsan dan nelponan (kalo nelpon sih jarang habis beda operator) dan aku pun terlihat akrab dikelas, walaupun keliatannya akrabnya aku ke dia, sama aja ke cewek lain yang ad dikelas, tapi aku yakin suatu saat  ia akan menyadari perbedaannya(walaupunn aku sendiri gak nyadar juga sih). Aku udah biasa jalan bareng,kemana mana barengan, biasanya sih keperpus , soalnya kalau  kekantin gimana yah, aku  aja ngutang di kantin Wa’Isah(bukan nama masjid atau apaan, itu kantin buat anak anak kere yang gak bawaa duit,soalnya itu satu2nya kantin yang ngebolehin ngutang).
Semakin dekat aku dengannya  semakin aku takut buat kehilangannya, hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk mengungkapkan ketakutanku itu padanya, walaupun aku belum memastikan apakah ia juga  takut kehilanganku atau  ia malah mengharapkan aku hilang(semoga aja nggak), tapi aku tidak mampu mengumpulkan cukup keberanian untuk menyatakan langsung padanya  karna ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, hingga aku memutuskan untuk menyatakannya  lewat handphone saja(emang  gak  laki baget sih setelah aku pikir pikir) tapi sebenarnya tujunnya adalah jika ia menolakku, aku bisa berkata “ia gak papa kok, santai aja lah” padahal sudah ad diatas jembatan buat lompat.
Aku menelponnya ,
Turrrrrrtttthhhhh… aku menunggunya mengangkat telpon ku, dan  itu adalah beberapa detik yang sangat lama yang pernah aku rasakan selama mengenal handphone.
“Halo.. siapa nihh??”,
“ha?? Km gak simpan no.aku??”.
“simpan kok”,
“trus kok masih nanyya siapa? “.
“hla kan belum tentu kamu kan”,
“ yah sudah tentu aku lah, bego” (begonya dalam hati), ok ok, aku coba tetap tenang dan tanpa basa basi aku lanngsung ungkapin maksud ku menelponnyya (takut pulsaku keburu habis dan sia sia aku mentransfer pulsa  ayahku td)  
“aku mau ngomong ”,
“yah kan dari tadi juga kamu udah ngomong”
(“iya yah, kok aku yang bego sih”)
“ aku mau bilang kalau aku,,,kalau aku,,(“mati aku, kok kayak ngomong ditengah sakratul maut, susah bangett)
“iya, kalau kamu apa?”, dia ngotot
“tapi kamu janji jangan tutup telponnya setelah aku bilang ini yah” jawabku
“kok gitu sih? Yaudah iya iya, mau bilang apa?” balasnya.
Dan aku berbicara tanpa henti, sebelumnya sudah aku hapalin semalam
“aku mau bilang aku adalah laki laki yang sedang jatuh cinta sama kamu dan aku tidak nuntut kamu buat nerima aku sebagai pacar kamu, karna aku bukan penjahat yang akan mencuri hati kamu tanpa sepengetahuan kamu,jadi terserah kamu mau apa gak ,yang penting aku udah bilang sama kamu aku sayang sama kamu, dan aku takut kehilangan kamu, dan… tuut.. tuttt..tutt…tuttt
Belum selesai aku bicara udahh dimatiin padahal dialog yang aku udah hapalin masih setengahnya(“ dan bukannya dia udah janji tidak akann mematikan handphonennya”)
“asyhaduallah ilaha illallah,” aku bersyahadat biar aku masuk surga kalau memang ini adalah ahir dari segala hhidup ku.. tapi aku mencoba berfikir positive, dan menghilangkan segala kemungkinan  buruk yang ada dikepala ku. Aku menelponnya kembali  
Diangkat,
“sisa pulsa dalam kartu prabayar anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini”
(“sial sial sial, ternyata pulsanya keburu abisss,,, bego,, begoooooooooo,”)
Dan aku meratap sejenak, melihat langit yang mendung, ingin rasanya menulis status galau tapi apa daya pulsa habis (ngerepotin banget e)
Dan kemudian hayalanku itu dipecahkan oleh bunyi handphone ku,

“aztaga,, dia nelpon balik..,,  To be continued”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar